Jumat, 24 Desember 2010

Sinopsis Serendipity


Serendipity is a romantic comedy story about destiny of two people who seek each other.


One night in the winter, Jonathan Trager and Sara Thomas don’t accidentally meet at a department store in New York City. They both want to buy the same pair of gloves. They fell in love at first sight but each other is involved in other’s relationship. They through the night together in a Central Park. At the end of the night, Jonathan asks Sara’s name and phone number. But Sara doesn’t want to give directly the name and phone number. So she writes the name and phone number in a book which will she solds at a flea market and Jonathan writes his name and phone number on a paper money. Then Sara buy something use  the money. Sara is very determined that they should allow fate to take control of their future. If they are meant to be together,  she will receive back the money and Jonathan will find the book. And they will find their way back to each other. Then they lost each other with a single glove in their hand.

Several years later when they both are bussy with their engagement, they want to meet each other and they try in any way. They return to the New York City to find each other. Fate is in their favor, Jonathan get the book from his couple. And Sara find the money in her friend’s wallet. Jonathan’s wedding is canceled. Finally they meet again in the Central Park. The story end with Sara and Jonathan enjoy their togetherness in the place where they first met.

Sabtu, 13 November 2010

Learning English

My motivation in learning English is because I want to work in a department of foreign, be a translator/interpreter, English literature lecturer or reporter.I also motivated to learn English because I have been loving it since I was in the third grade of Elementary School. Furthermore, English is the international language, it is the only language that can be understood in every country. So, English is an ideal language for all people now. If we can speak english, we can communicate with all people in the world. Some things I like are also related to English, starting from songs, movies until soccer. One of my goals is I want to be the reporter, so I can interview famous peoples from other country.

For me, the challenges in learning English are when I must learn a fairly complex grammar and vocabulary. In addition, listening lesson is also one of the challenges for me in learning English.

I really hope I can master the English language and I hope my dream will come true.

Minggu, 31 Oktober 2010

STUDENTSITE


Universitas Gunadarma memiliki banyak layanan untuk menunjang berbagai kegiatan mahasiswa yang berkaitan dengan perkuliahan diantaranya BAAK Online, Studensite, UG Wartawarga, Virtual Class, dll. Salah satu layanan yang paling dibutuhkan  mahasiswa adalah studentsite.

Studentsite adalah fasilitas berbasis web untuk semua mahasiswa Universitas Gunadarma yang masih aktif. Jadi seluruh mahasiswa yang masih aktif wajib memiliki akun studentsite karena  fasilitas ini memberikan berbagai informasi dalam lingkup perkuliahan.





Fitur- fitur yang terdapat dalam studensite antara lain :

Locker : Fitur ini memuat segala informasi tentang kegiatan akademis di Universitas Gunadarma. Menu- menu yang terdapat dalam fitur ini antara lain BAAK News, Lecture Messages, Informasi Absensi, Rangkuman Nilai, Jadwal Ujian, dll. Dengan fitur ini mahasiswa juga dapat memposting tugas atau tulisan di fortofolio.

Email : Fitur ini mempermudah mahasiswa Gunadarma dalam melakukan surat menyurat elektronik tanpa harus membuka browser lain dengan kapasitas 100 MB.

Calendar : Manfaat dari fitur ini adalah mahasiswa dapat mengatur jadwal hariannya sesuai agenda supaya tidak ada kegiatan yang terlewatkan.

Adress Book : Manfaatnya adalah untuk mengelola alamat-alamat email mahasiswa yang bersangkutan.

File Manager : Fitur ini digunakan untuk mengelola file-file yang dimiliki mahasiswa.

Forum : Adalah sarana komunikasi mahasiswa dengan rekan-rekannya mengenai suatu topic yang sedang hangat.

Bookmark : Adalah fitur yang dimanfaatkan mahasiswa untuk mencari informasi melalui internet. Dengan fitur ini mahasiswa dapat menyimpan URL situs yang sering dikunjunginya.

Polls : Dengan fitur ini mahasiswa dapat menjaring pendapat rekan-rekannya mengenai suatu topic.

Kelebihan dari studentsite adalah dapat diakses kapanpun dimanapun karena layaan ini berbasis web.


Tautan studensite :
http://studentsite.gunadarma.ac.id

Kamis, 07 Oktober 2010

Sejarah Bahasa Inggris


Sejarah Bahasa Inggris


bermula dari lahirnya bahasa Inggris di pulau Britania kurang lebih 1.500 tahun yang lalu. Bahasa Inggris adalah sebuah bahasa Jermanik Barat yang berasal dari dialek-dialek Anglo-Frisia yang dibawa ke pulau Britania oleh para imigran Jermanik dari beberapa bagian barat laut daerah yang sekarang disebut Belanda dan Jerman. Pada awalnya, bahasa Inggris Kuno adalah sekelompok dialek yang mencerminkan asal-usul beragam kerajaan-kerajaan Anglo-Saxon di Inggris. Salah satu dialek ini, Saxon Barat akhirnya yang berdominasi. Lalu bahasa Inggris Kuno yang asli kemudian dipengaruhi oleh dua gelombang invasi.
Gelombang invasi pertama adalah invasi para penutur bahasa dari cabang Skandinavia keluarga bahasa Jerman. Mereka menaklukkan dan menghuni beberapa bagian Britania pada abad ke-8 dan ke-9.
Lalu gelombang invasi kedua ini ialah suku Norman pada abad ke-11 yang bertuturkan sebuah dialek bahasa Perancis. Kedua invasi ini mengakibatkan bahasa Inggris "bercampur" sampai kadar tertentu (meskipun tidak pernah menjadi sebuah bahasa campuran secara harafiah).
Hidup bersama dengan anggota sukubangsa Skandinavia akhirnya menciptakan simplifikasi tatabahasa dan pengkayaan inti Anglo-Inggris dari bahasa Inggris.



Bahasa Inggris Purba (Bahasa Inggris Proto)

Suku-sukubangsa Jermanik yang memelopori bahasa Inggris (suku Anglia, Saxon, Frisia, Jute dan mungkin juga Frank), berdagang dengan dan berperang dengan rakyat Kekaisaran Romawi yang menuturkan bahasa Latin dalam proses invasi bangsa Jermanik ke Eropa dari timur. Dengan itu banyak kata-kata Latin yang masuk kosakata bangsa-bangsa Jermanik ini sebelum mereka mencapai pulau Britania. Contohnya antara lain adalah camp (kamp), cheese (keju), cook (memasak), dragon (naga), fork (porok, garpu), giant (raksasa), gem (permata), inch (inci), kettle (ketel), kitchen (dapur), linen (kain linen), mile (mil), mill (kincir angin), noon (siang), oil (oli, minyak), pillow (bantal), pin (paku), pound (pon), soap (sabun), street (jalan), table (meja), wall (tembok), dan wine (anggur). Bangsa Romawi juga memberi bahasa Inggris beberapa kata yang mereka sendiri pinjam dari bahasa-bahasa lain seperti kata-kata: anchor (jangkar), butter (mentega), cat (kucing), chest (dada), devil (iblis), dish (piring, makanan), dan sack (saku).
Menurut Anglo-Saxon Chronicle, sekitar tahun 449, Vortigern, Raja Kepulauan Britania, mengundang "Angle kin" (Suku Anglia yang dipimpin oleh Hengest dan Horsa) untuk menolongnya dalam penengahan konflik dengan suku Pict. Sebagai balasannya, suku Angles diberi tanah di sebelah tenggara Inggris. Liet5uryi 5u6 wsdalu pertolongan selanjutnya dibutuhkan dan sebagai reaksi "datanglah orang-orang dari Ald Seaxum dari Anglum dari Iotum" (bangsa Saxon, suku Anglia, dan suku Jute). Chronicle ini membicarakan masuknya banyak imigran atau pendatang yang akhirnya mendirikan tujuh kerajaan yang disebut dengan istilah heptarchy. Para pakar modern berpendapat bahwa sebagian besar cerita ini merupakan legenda dan memiliki motif politik. Selain itu identifikasi para pendatang di Inggris dengan suku Angle, Saxon, dan Jute tidak diterima lagi dewasa ini (Myres, 1986, p. 46 dst.), terutama setelah diterima bahwa bahasa Anglo-Saxon ternyata lebih mirip dengan bahasa Frisia daripada bahasa salah satu sukubangsa yang disebut di atas ini.

Bahasa Inggris Kuno

Para pendatang yang menginvasi pulau Britania mendominasi penduduk setempat yang menuturkan bahasa Keltik. Bahasa Keltik akhirnya bisa lestari di Skotlandia, Wales dan Cornwall. Dialek-dialek yang dipertuturkan oleh para pendatang yang menginvasi Britania pada zaman sekarang disebut dengan nama bahasa Inggris Kuno, dan akhirnya bahasa Anglo-Saxon. Kemudian hari, bahasa ini dipengaruhi bahasa Jermanik Utara; bahasa Norwegia Kuna yang dipertuturkan oleh kaum Viking yang menginvasi dan akhirnya bermukim di sebelah timur laut Inggris (lihat Jórvík). Para pendatang yang bermukim lebih awal menuturkan bahasa-bahasa Jermanik dari cabang yang berbeda. Banyak dari akar kosakata mereka memang sama atau mirip, meski tatabahasanya agak lebih berbeda termasuk prefiks (awalan), sufiks (akhiran), dan hukum infleksi (takrifan) dari banyak kata-kata. Bahasa Jermanik dari orang-orang Britania yang berbahasa Inggris Kuno ini, terpengaruhi kontak dengan orang-orang Norwegia yang menginvasi Britania. Hal ini kemungkinan besar merupakan alasan daripada penyederhanaan morfologis bahasa Inggris Kuno, termasuk hilangnya jenis kelamin kata benda dan kasus (kecuali pronominal). Karya sastra ternama yang masih lestari dari masa Inggris Kuno ini adalah sebuah fragmen wiracarita "Beowulf". Penulisnya tidak diketahui, dan karya ini sudah dimodifikasi secara besar oleh para rohaniwan Kristen, lama setelah digubah.
Kemudian introduksi agama Kristen di Britania menambah sebuah gelombang baru yang membawa banyak kata-kata pinjaman dari bahasa Latin dan bahasa Yunani.
Selain ada yang berpendapat bahwa pengaruh bahasa Norwegia berlangsung sampai pada Abad Pertengahan awal.
Masa Inggris Kuno secara resmi berakhir dengan Penaklukan Norman, ketika bahasa Inggris secara drastik dipengaruhi bahasa kaum Norman ini yang disebut bahasa Norman dan merupakan sebuah dialek bahasa Perancis.
Penggunaan istilah Anglo-Saxon untuk mendeskripsikan pembauran antara bahasa serta budaya Anglia dan Saxon merupakan sebuah perkembangan modern. Menurut Lois Fundis, (Stumpers-L, Jum’at, 14 Des 2001)
  • "The first citation for the second definition of 'Anglo-Saxon', referring to early English language or a certain dialect thereof, comes during the reign of Elizabeth I, from an historian named Camden, who seems to be the person most responsible for the term becoming well-known in modern times."
  • "Kutipan pertama untuk definisi kedua 'Anglo-Saxon', merujuk pada bahasa Inggris awal atau dialek tertentu dari bahasa ini, muncul selama pemerintahan Elizabeth I, dari seorang sejarawan bernama Camden, yang kelihatannya menjadi orang paling bertanggung jawab untuk menjadi terkenalnya istilah ini pada masa modern."

Bahasa Inggris Pertengahan

Selama 300 tahun setelah invasi kaum Norman di Britania pada tahun 1066, raja-raja Norman dan kaum bangsawan hanya menuturkan bahasa Perancis dialek Norman saja yang disebut dengan nama bahasa Anglo-Norman. Sementara itu bahasa Inggris berlanjut sebagai bahasa rakyat. Sementara Anglo-Saxon Chronicle tetap ditulis sampai tahun 1154, sebagian besar karya sastra lainnya dari masa ini ditulis dalam bahasa Perancis Kuna atau bahasa Latin.
Sejumlah besar kata-kata Norman dipinjam dalam bahasa Inggris Kuno dan menghasilkan banyak sinonim (sebagai contoh diambil ox/beef (sapi), sheep/mutton (kambing), dan lain-lain). Pengaruh Norman ini memperkuat kesinambungan perubahan-perubahan bahasa Inggris pada abad-abad selanjutnya dan menghasilkan sebuah bahasa yang sekarang disebut dengan istilah bahasa Inggris Pertengahan. Salah satu perubahannya adalah meningkatnya pemakaian sebuah aspek unik tatabahasa Inggris yang disebut dengan istilah continuous tense dengan imbuhan atau sufiks -ing.
Ejaan bahasa Inggris juga dipengaruhi bahasa Perancis pada periode ini. Bunyi-bunyi /θ/ dan /ð/ sekarang dieja sebagai th dan bukan dengan huruf Inggris Kuno þ and ð, yang tidak ada dalam bahasa Perancis.
Selama abad ke-15, bahasa Inggris Pertengahan berubah lebih lanjut lagi. Perubahan ini disebut sebagai The Great Vowel Shift ("Pergeseran Vokal Besar"), dan dimulai dengan penyebaran dialek London bahasa Inggris yang mulai dipakai oleh pemerintahan dan munculnya buku-buku cetak. Bahasa Inggris modern sendiri bisa dikatakan muncul pada masa William Shakespeare. Penulis ternama dari masa Inggris Pertengahan ini ialah Geoffrey Chaucer, dengan karyanya yang terkenal The Canterbury Tales.
Banyak sumber sezaman menyatakan bahwa dalam kurun waktu lima puluh tahun setelah Invasi kaum Norman, sebagian besar kaum Norman di luar istana berganti bahasa dan menuturkan bahasa Inggris. Bahasa Perancis kala itu tetap menjadi bahasa resmi pemerintahan dan perundang-undangan yang bergengsi di luar dinamika sosial. Sebagai contoh, Orderic Vitalis, seorang sejarawan yang lahir pada tahun 1075 dan seorang anak ksatria Norman, menyatakan bahwa ia hanya mempelajari bahasa Perancis sebagai bahasa kedua.
Sastra Inggris mulai muncul kembali pada sekitar tahun 1200 Masehi ketika perubahan iklim politik dan jatuhnya bahasa Anglo-Norman membuat hal ini lebih bisa diterima. Pada akhir abad tersebut, bahkan kalangan kerajaan sudah berganti menuturkan bahasa Inggris. Sedangkan bahasa Anglo-Norman masih tetap dipakai pada kalangan tertentu sampai agak lama, namun akhirnya bahasa ini juga tidak merupakan bahasa hidup lagi.

Bahasa Inggris Modern Awal

Mulai dari abad ke-15, bahasa Inggris berubah menjadi bahasa Inggris Modern, yang seringkali ditarikh bermula dengan Great Vowel Shift (“Pergeseran Bunyi Besar”).
Setelah itu bahasa Inggris mulai banyak mengambil kata-kata pungutan dari bahasa-bahasa asing, terutama bahasa Latin dan bahasa Yunani semenjak zaman Renaisans. Karena banyak kata-kata dipinjam dari bahasa yang berbeda-beda, dan ejaan bahasa Inggris bisa dikatakan tidak konsisten, maka risiko pelafazan salah kata-kata cukup tinggi. Namun sisa-sisa dari bentuk-bentuk yang lebih kuna masih ada pada beberapa dialek regional, terutama pada dialek-dialek di West Country.
Pada tahun 1755 Samuel Johnson menerbitkan kamus penting bahasa Inggris pertama, yang berjudul Dictionary of the English Language.

Dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_bahasa_Inggris

Vintage Shoes Advertisement

Vintage Shoes


Buying vintage shoes to wear is a nearly impossible task. Not only are they few and far between in their existence, those that are around tend to run to lilliputian sizes. I’ve been told by some that during the 1940’s and 1950’s, women’s shoes were only commercially manufactured up to a size 6, but one of my trusted and knowledgeable sources tells me that the reason for there scarcity is that those of us of average modern size have just worn them all out!
We think this shoes is very comfortable and fashionable ,if you wear it we sure you will looks like Marilyn Monroe. Eventhough its old fashion but it has good quality and cheaper than others. Its very suitable to wear in the party. So, we suggest to all of you to buy this shoes .
it's limited edition. So Don't  Miss it !!!

Sumber  : http://www.reproduction-vintage-shoes.com/vintageshoeads.html: 

Advertising - the Features

Advertising Language is characterised by the following features.
In any given advertisement these features may appear or be largely absent, such is the great variety of advertising copy. However these features may be said to be typical of advertising in general. even advertisements which do not use the traditional features to attract inform and persuade may be described as being in contrast to the traditional features. Some modern advertisements appear to be almost dissuading consumers from their product - but this is a technique used as a determined way of not conforming to tradition. See Benetton, Marmite.
Hyperbole - exaggeration, often by use of adjectives and adverbs.
Frequent use of adjectives and adverbs
A limited range of evaluative adjectives includes new, clean, white, real, fresh, right, natural, big, great, slim, soft, wholesome, improved ....
Neologisms may have novelty impact, eg Beanz Meanz Heinz, Cookability, Schweppervescence, Tangoed, Wonderfuel ...
Long noun phrases, frequent use of pre and post modifiers for descriptions.
Short sentences for impact on the reader. This impact is especially clear at the beginning of a text, often using bold or large type for the "Headline" or "slogan" to capture the attention of the reader.
Ambiguity is common. This may make a phrase memorable and re-readable. Ambiguity may be syntactic (the grammatical structure) or semantic (puns for example).
Weasel words are often used. These are words which suggest a meaning without actually being specific. One type is the open comparative: "Brown's Boots Are Better" (posing the question "better than what?"); another type is the bogus superlative: "Brown's Boots are Best" (posing the question "rated alongside what?")
Look out for the following Weasel words:
helps like virtually
enriched worth fresh
tested guaranteed scientific
traditional home-made organic
Use of Imperatives: "Buy Brown's Boots Now!"
Euphemisms :"Clean Round the Bend" for a toilet cleaner avoids comment on "unpleasant" things. The classic exampe is "B.O" for "body odour" (in itself a euphemism for "smelly person")
Avoidance of negatives (advertising normally emphasises the positive side of a product - though see Marmite, Tango, Benetton, for whom it seems that all publicity is good)
Simple and Colloquial language: "It ain't half good" to appeal to ordinary people, though it is in fact often complex and deliberately ambiguous.
Familiar language: use of second person pronouns to address an audience and suggest a friendly attitude.
Present tense is used most commonly, though nostalgia is summoned by the simple past
Simple vocabulary is most common, my mate Marmite, with the exception of technical vocabulary to emphasise the scientific aspects of a product (computers medicines and cars but also hair and cleaning products) which often comes as a complex noun phrase, the new four wheel servo-assisted disc brakes.
Repetition of the brand name and the slogan, both of which are usually memorable by virtue of
alliteration, finger of fudge, the best four by four by far; rhyme, mean machine, the cleanest clean it's ever been; rhythm, drinka pinta milka day
syntactic parallelism, stay dry, stay happy
association, fresh as a mountain stream
Humour. This can be verbal or visual, but aims to show the product positively. Verbal Puns wonderfuel and graphic juxtapositions are common.
Glamorisation is probably the most common technique of all. "Old" houses become charming, characterful, olde worlde or unique. "Small" houses become compact, bijou, snug or manageable. Houses on a busy road become convenient for transport.
A café with a pavement table becomes a trattoria, moving up market aspires to be a restaurant, too cramped it becomes a bistro. Not enough room to serve it becomes a fast food servery. If the menu is English food it is likely to be traditional, home-baked or home made; if the menu is French the cake will be gateau, the potted meat paté, bits of toast in your soup will be croutons. The decor will be probably chic, possibly Provençal.
Finally potency.
David Ogilvy identifies the following words as giving news value, novelty and immediacy to a piece of copy.

free now how to
suddenly announcing introducing
it's here just arrived important development
improvement amazing sensational
remarkable revolutionary startling
miracle magic offer
quick easy wanted
challenge advice to compare
bargain hurry last chance
Vance Packard (1960) memorably said:
"The cosmetic manufacturers are not selling lanolin, they are selling hope ... we no longer buy oranges, we buy vitality. We do not just buy an auto, we buy prestige."

 sumber : http://www.putlearningfirst.com/language/19advert/advert2.html